Lensa memiliki peran penting dalam fotografi. Ibarat retina mata, ketika kondisi retina mengalami gangguan maka kualitas penglihatan pun akan berkurang.
Begitu pula dengan lensa. Kualitas gambar yang dihasilkan sedikit banyaknya dipengaruhi kualitas dan kondisi lensa kamera itu sendiri.
Namun demikian, memilah dan memilih lensa kamera DSLR memang bukan sebuah perkara mudah. Ada banyak hal yang harus diketahui dan dipahami sebelum memutuskan untuk membeli lensa kamera DSLR.
Apalagi, harga lensa tidak bisa dibilang murah. Terutama untuk merek-merek pabrikan. Bahkan ada banyak lensa keluaran pabrikan yang harganya di atas harga satu set kamera DSLR entry level.
Agar tak salah pilih yang berujung dengan kekecewaan, berikut 6 tips memilih lensa kamera DSLR yang bagus.
1. Pahami Kebutuhan Anda
Salah satu sumber kebingungan para fotografer pemula saat akan membeli lensa adalah mereka tidak paham atau mengerti lensa yang dibutuhkan seperti apa.
Apakah butuh lensa tele, lensa wide, lensa fix, atau lensa makro? Semua jenis lensa tersebut punya kelebihan masing-masing.
Umumnya kamera DSLR yang dijual di toko sudah menawarkan paket kit. Artinya Anda akan membeli kamera lengkap body dan lensa. Seperti Canon yang selalu menyertakan lensa 18-55 mm di setiap kamera entry level yang dijual.
Kalau hanya sekadar untuk memotret acara keluarga saja sih, lensa kit itu sudah cukup. Sekarang, arah passion Anda dalam fotografi akan ke mana?
Apakah senang memotret hewan, suka dengan human interest, atau malah tertarik dengan cabang fotografi makro?
Setiap tipe fotografi tersebut akan menentukan jenis lensa kamera DSLR apa yang harus dibeli. Memotret hewan atau burung pasti butuh lensa tele, sedangkan untuk yang doyan foto serangga jelas membutuhkan lensa makro.
Pahami lebih dulu Anda berada di tipe yang mana. Dengan demikian, lensa yang akan dibeli bisa menunjang secara maksimal kegiatan fotografi yang Anda lakukan.
2. Sesuaikan Tipe Lensa dengan Sensor Kamera
Dari jenis sensornya, kamera DSLR dibedakan dalam dua tipe. DLSR dengan sensor full frame dan sensor APSC.
Tipe sensor ikut memengaruhi lensa yang seharusnya Anda beli. Salah membeli lensa yang tidak klop dengan sensornya alamat hasil foto tidak akan maksimal. Bahkan sangat mungkin lensanya tidak bisa dipakai.
Pabrikan lensa pun kemudian membuat dua tipe lensa yang berbeda. Lensa untuk kamera dengan sensor full frame akan punya diameter yang lebih besar.
Tujuannya agar lensa bisa menghasilkan gambar yang maksimal sesuai ukuran sensor full frame yang besar.
Sementara untuk kamera dengan sensor APSC, diameter lensa biasanya lebih kecil. Karena sensor APSC pun memang lebih kecil dari sensor full frame.
Dengan ukuran yang lebih kecil otomatis biaya produksinya akan bisa ditekan sehingga harga jual akan lebih akrab dengan kantong konsumen.
Jika sudah mengetahui tipe sensor yang ada di kamera DSLR Anda, selanjutnya tinggal disesuaikan dengan lensa yang akan dibeli. Kamera DSLR merek Canon akan memberi kode EF untuk lensa full frame, sedangkan untuk lensa berkode EF S adalah untuk sensor APSC.
Lensa kode EF S tidak bisa Anda gunakan untuk kamera dengan sensor full frame seperti Canon 5D atau Canon 1D. Namun seri EF bisa dipakai untuk semua tipe kamera Canon. Dengan catatan, harga lensa EF pasti akan menguras tabungan dan dompet Anda.
Sementara Nikon mengeluarkan lensa dengan kode DX untuk kamera bersensor APSC. Untuk kamera bersensor full frame sebenarnya menggunakan kode FX.
Tapi di lapangan justru tidak disertakan dalam nama lensanya. Jadi kalau Anda menemukan lensa tanpa kode DX dapat dipastikan itu adalah lensa full frame.
Sedikit berbeda, Nikon masih mengizinkan lensa DX dipakai untuk kamera full frame. Namun hasilnya tentu tidak maksimal.
Foto yang direkam akan menyesuaikan dengan ukuran lensa DX tersebut, yang artinya lebih kecil dari kemampuan sensor full frame yang ada di dalam kamera.
3. Ketahui Perbedaan Lensa Pabrikan dan Lensa Nonpabrikan
Ketika Anda memasuki toko kamera untuk memilih lensa kamera DSLR, pasti akan disuguhkan dengan berbagai merek.
Tak hanya merek pabrikan seperti Nikon, Canon, atau Sony. Tersedia juga merek-merek nonpabrikan atau aftermarket yang ikut ditawarkan penjual toko.
Keunggulan lensa nonpabrikan adalah biasanya dari segi harga. Lensa-lensa aftermarket seperti Tokina, Tamron, atau Sigma dijual lebih murah dibanding lensa pabrikan untuk lensa dengan focal length (panjang fokus) yang sama.
Namun tentu saja ada konsekuensinya. Konon, kualitas lensa aftermarket tidak sebagus lensa pabrikan. Disebabkan proses pengawasan kualitas produksi tidak seketat merek pabrikan.
Toh, dalam sejumlah forum sudah banyak yang menyebut jika kualitas lensa nonpabrikan juga mulai menyamai lensa pabrikan.
Perbedaan lainnya adalah dalam hal fitur. Lensa nonpabrikan biasanya tidak memiliki fitur selengkap dan sebagus lensa pabrikan. Boleh jadi karena itulah harganya menjadi lebih murah.
4. Cermati Spesifikasi Teknis Lensa
Poin yang patut Anda pertimbangkan sebelum membeli lensa adalah spesifikasi teknis yang dimiliki.
Spesifikasi teknis ini meliputi kualitas optik, ketahanan terhadap air dan debu, kekuatan motor fokus lensa, dan kemampuan image stabilizer.
Ada lensa yang punya kemampuan mencari fokus dengan cepat, ada pula yang lambat. Begitupula dengan kemampuan image stabilizer, ada yang mampu menahan goncangan dengan persentase besar ada yang kecil.
Ingat, semakin bagus spesifikasi yang dimiliki akan berbanding lurus dengan harga jual yang tinggi.
5. Uji Kondisi Lensa
Dalam proses memilih lensa kamera DSLR di toko yang Anda tuju, jangan lupa untuk membawa kamera yang dimiliki. Minimal membawa bodi kamera sehingga lensa yang akan dibeli bisa langsung diuji kondisinya.
Bagian yang diuji antara lain kemampuan autofokus. Seberapa cepat lensa bisa mendapatkan fokus harus diketahui dengan uji tes ini. Selain itu, pastikan lensa tidak gagal fokus, yaitu menempatkan fokus di belakang atau di depan objek.
Rasakan juga kondisi ring fokus atau ring zoom yang ada di lensa tersebut. Terasa seret atau ringan, atau malah sudah longgar karena mulai aus.
Pastikan juga kondisi optik lensa tidak berjamur. Meskipun lensa baru, tapi karena terlalu lama disimpan, sangat mungkin ada jamur yang mulai mengendap di dalam lensa.
6. Dapatkan Garansi
Jika Anda membeli lensa baru, pastikan mendapat garansi dari produsen. Bukan garansi toko.
Garansi produsen seperti Canon atau Nikon memastikan jika ada kerusakan karena kegagalan produksi, tinggal dibawa ke service center resmi tanpa dikenakan biaya.
Kalaupun Anda hanya bisa membeli lensa bekas, tetap minta garansi dari penjual. Usahakan minta garansi setidaknya 1-2 bulan. Dengan demikian, Anda akan punya cukup waktu untuk menguji semua kemampuan lensa tersebut.
Kalau Anda memang aktif memotret, garansi 1-2 minggu rasanya sudah cukup. Mengapa? Karena Anda pasti akan sering mencoba lensa tersebut dan segera mengetahui jika ada yang tidak beres.
Penutup
Seperti menemukan jodoh, memilih lensa kamera DSLR harus dilakukan secara hati-hati dan cermat agar tidak salah pilih. Tidak perlu silau dengan merek dan harga yang mahal.
Terpenting, bisa mendapatkan lensa yang klop dengan kamera Anda. Dan, akhirnya bisa memberi hasil maksimal dari setiap momen yang difoto.