TikTok Dijual, Microsoft, Elon Musk, kemudian Startup Artificial Intelligence Berebut Ingin Beli?

Foldertekno.com – JAKARTA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyampaikan bahwa perusahaan teknologi raksasa Microsoft sedang pada pembicaraan untuk mengakuisisi TikTok.

Dalam pernyataannya belum lama ini, Trump bahkan mengungkapkan keinginannya agar terjadi “perang penawaran” untuk perangkat lunak media sosial populer tersebut.

TikTok, yang mana miliki sekitar 170 jt pengguna berpartisipasi dalam Amerika Serikat, sempat dihentikan layanannya sebelum undang-undang yang digunakan mewajibkan ByteDance, pemilik TikTok yang dimaksud berbasis di dalam China, untuk mengirimkan aset TikTok dengan alasan keamanan nasional diberlakukan pada 19 Januari 2025.

Trump, yang tersebut dilantik pada 20 Januari 2025, mengesahkan perintah eksekutif untuk menunda pemberlakuan undang-undang yang disebutkan selama 75 hari.

Microsoft pada Diskusi Akuisisi

Meskipun Presiden Trump secara tegas mengumumkan keterlibatan Microsoft di diskusi tersebut, perusahaan yang mana dipimpin oleh direktur utama Satya Nadella itu menolak memberikan komentar.

Langkah ini tidak kali pertama Microsoft berada pada kedudukan sebagai calon pembeli TikTok. Pada 2020, pada masa jabatan pertama Trump, Microsoft muncul sebagai salah satu penawar utama untuk mengakuisisi operasi TikTok dalam Amerika Serikat. Namun, pembicaraan itu gagal setelahnya Trump meninggalkan jabatannya beberapa bulan kemudian.

Satya Nadella, di wawancaranya pada 2021, mengatakan upaya pembelian TikTok ketika itu sebagai pengalaman yang mana sangat unik. “Itu adalah hal paling aneh yang pernah saya kerjakan. pemerintahan mempunyai sejumlah persyaratan khusus, tetapi semuanya mendadak menghilang begitu saja,” ungkap Nadella.

Loading...

Potensi Penawaran dari Elon Musk kemudian Organisasi Lain

Selain Microsoft, Trump juga pernah menyatakan keterbukaannya terhadap kemungkinan Elon Musk, ketua eksekutif Tesla, untuk membeli TikTok. Namun, hingga kini, Musk belum memberikan tanggapan rakyat terkait tawaran tersebut.

Lebih menarik lagi, pada Hari Minggu (26/1), sebuah startup kecerdasan buatan bernama Perplexity Teknologi AI mengajukan proposal untuk bergabung dengan TikTok. Menurut sumber Reuters, di usulan ini, pemerintah Amerika Serikat dapat memiliki hingga 50% saham di area perusahaan gabungan tersebut. Proposal ini menunjukkan antusiasme pangsa teknologi terhadap kemungkinan perolehan TikTok.

Signifikansi TikTok bagi Amerika Serikat

TikTok merupakan salah satu platform digital media sosial terpopuler di area dunia, dengan basis pengguna yang digunakan sangat besar pada Amerika Serikat. Menurut laporan Sensor Tower, TikTok miliki 170 jt pengguna terlibat di area AS, sedikit di tempat bawah Instagram dengan 131 jt pengguna.

Hal ini menempatkan TikTok pada melawan wadah seperti Snapchat (96 juta), Pinterest (74 juta), dan juga Reddit (32 juta). Dengan peluang monetisasi iklan yang tersebut sangat besar, TikTok dianggap sebagai aset digital bernilai tinggi.

Valuasi TikTok lalu Potensial Keuntungan

Menurut analisis dari CFRA Research, nilai operasi TikTok dalam Amerika Serikat diperkirakan mencapai Dolar Amerika 40-50 miliar (sekitar Rp600 triliun-Rp750 triliun). Namun, bilangan bulat ini lebih banyak rendah dibandingkan valuasi sebelumnya sebesar Simbol Dolar 60 miliar pada 2024, akibat ketidakpastian geopolitik kemudian tantangan hukum terkait keamanan data.

Selain Microsoft, perkumpulan entrepreneur termasuk Frank McCourt lalu Kevin O’Leary juga menunjukkan minat untuk membeli TikTok dengan tawaran hingga Mata Uang Dollar 20 miliar (sekitar Mata Uang Rupiah 300 triliun) walau tanpa algoritma rekomendasi TikTok, yang mana menjadi salah satu elemen utama yang tersebut diwaspadai oleh pemerintah AS.

Tantangan Regulasi juga Dampaknya

Jika ByteDance memutuskan untuk mengirimkan TikTok, pembeli potensial tak semata-mata harus mengeluarkan dana besar, tetapi juga menghadapi pengawasan ketat terkait privasi data dan juga regulasi antitrust. “Ini tidak semata-mata masalah uang, tetapi juga kemampuan untuk memenuhi standar regulasi yang mana sangat ketat,” ujar Andrew Selepak, profesor media dari University of Florida.

Dalam skenario ini, pemerintah Amerika Serikat juga memiliki andil besar. Trump sendiri sudah pernah mengusulkan agar pemerintah Negeri Paman Sam memiliki saham hingga 50% pada perusahaan yang mana menjalankan TikTok dalam Amerika Serikat sebagai bagian dari solusijangkapanjang.

Loading...

Artikel Terkait:

  • Tidak Ada