Foldertekno.com – TEXAS – xAI milik Elon Musk telah terjadi meluncurkan Grok 3 yang mana dijuluki ‘ Kecerdasan Buatan terpintar di area Bumi’. Teknologi AI baru ini diklaim lebih banyak baik daripada Asisten Percakapan GPT milik Perusahaan AI Terbuka model yang dimaksud berkinerja lebih lanjut baik pada uji tolok ukur pada bidang sains , matematika, kemudian pengodean.
Musk mengumumkan Grok3 di siaran secara langsung dan juga mengungkapkan bahwa Grok3 mempunyai “lebih dari 10 kali” kekuatan komputer model Grok sebelumnya.
Bagi merek yang digunakan bertanya-tanya bagaimana cara mengakses Grok 3, Grok 3 belaka tersedia bagi mereka itu yang dimaksud membayar langganan di dalam X (sebelumnya Twitter) kemudian Grok 3 juga akan menjadi bagian dari langganan baru yang disebut SuperGrok yang tersebut akan mencakup akses melalui aplikasi mobile seluler dan juga situs web Grok.
Tim yang disebutkan juga menyatakan bahwa dia meluncurkan hasil bernama “Deep Search” yang dimaksud akan berfungsi sebagai “mesin pencari generasi berikutnya”.
Peluncuran Grok 3 terjadi cuma seminggu pasca Musk mengajukan tawaran untuk membeli OpenAi senilai USD97,4 miliar, tetapi tawaran yang disebutkan ditolak oleh kepala eksekutifnya, Sam Altman. Musk sebenarnya adalah salah satu pendiri perusahaan Kecerdasan Buatan yang dimaksud pada tahun 2015.
Namun pada beberapa tahun terakhir, Musk telah lama berselisih dengan pimpinan OpenAI.
Dalam utas Reddit yang dimaksud didedikasikan untuk kesan pertama Grok 3, satu orang menyatakan bahwa merek “terpukau” oleh chatbot baru tersebut. “Akan luar biasa apabila itu berasal dari perusahaan rintisan yang tersebut ceroboh, tetapi bukan demikian akibat itu adalah klaster terbesar pada dunia.”
Pengguna lain menulis: “Sejujurnya Grok 3 berjauhan lebih besar baik dari yang mana saya harapkan.”
Ulasan ketiga menyatakan: “Bukan penggemar berat Elon, tetapi penghargaan harus diberikan untuk yang tersebut berhak menerimanya.”
Pengguna yang digunakan sejenis memperingatkan: “Mereka memang benar menyebutkan bahwa matematika serta pengkodean adalah fokus pelatihannya, jadi sebaiknya kita menanti sampai orang-orang mencobanya dan juga mengawasi bagaimana ia menangani kesulitan dunia nyata dan juga apakah ia miliki bias atau penyensoran yang dimaksud bermasalah.”