Inilah Tempat Akurat ketika Nabi Musa Membelah Laut Merah

Foldertekno.com – KAIRO – Para ilmuwan yang dimaksud menyelidiki wilayah Laut Merah yang mana belum dijelajahi sudah menemukan perangkap alam yang tersebut berbahaya di dalam dasar laut serta dikaitkan dengan kisah Nabi Musa.

Mereka mengidentifikasi kolam air asin yang mana terletak hampir 4.000 kaki di tempat bawah permukaan Teluk Aqaba. Kolam ini sepuluhan kali lebih lanjut asin daripada air laut biasa juga hanya sekali miliki sedikit atau bukan ada oksigen, sehingga menciptakan lingkungan yang digunakan mematikan bagi organisme apa pun yang mendekat.

Para ahli meyakini kondisi bawah laut yang dimaksud ekstrem ini dapat menyerupai lingkungan yang tidak ada bersahabat di area Bumi purba , memberikan ilustrasi sekilas tentang jenis kondisi dalam mana hidup mungkin saja pertama kali bermula pada laut dalam.

Studi yang mana dimuat di dalam jurnal Nature ini memberikan pandangan yang digunakan lebih tinggi mendalam tentang penemuan yang mana luar biasa ini. Dengan cuma sekitar 40 kolam air garam yang dimaksud pernah diidentifikasi pada Laut Merah, Mediterania, dan juga Teluk Amerika yang baru-baru ini diberi nama, temuan ini menambahkan lapisan yang dimaksud langka serta signifikan pada pemahaman kita tentang lingkungan bawah laut yang mana ekstrem tersebut.

Kolam air garam berfungsi sebagai kapsul waktu alami, yang tersebut melindungi catatan geologis dari sejarah Teluk Aqaba, berkat lapisan sedimen yang mana belum tersentuh. Lapisan kuno ini dapat mengungkap bukti tsunami, banjir bandang, kemudian gempa bumi dalam masa lalu yang mana terjadi ribuan tahun lalu.

Hebatnya, kolam-kolam yang disebutkan terletak dalam area Laut Merah yang digunakan secara tradisional dikaitkan dengan kisah tentang Musa yang tersebut membelah air pada waktu menuntun bangsa negeri Israel ke Tanah Perjanjian.

Loading...

“Kolam Air Garam NEOM, sebagaimana kami menamainya, memperluas jangkauan geografis kolam air garam Laut Merah yang dimaksud diketahui, dan juga mewakili lingkungan preservasi yang mana unik untuk sinyal sedimen insiden iklim dan juga tektonik regional,” para peneliti menjelaskan.

Penelitian yang disebutkan juga mengusulkan bahwa “kolam kematian” ini dapat menawarkan wawasan berharga pada upaya menemukan hidup ekstraterestial.

Ekosistem ekstrem ini, salah satu yang digunakan paling keras di area Bumi, mungkin saja meniru lingkungan “dunia air” yang dimaksud sangat jauh di area luar tata surya kita.

Sam Purkis, pribadi profesor juga ketua Departemen Geosains Kelautan di dalam Universitas Miami, mengatakan: “Biasanya, hewan-hewan ini melakukan bioturbasi atau mengaduk dasar laut, mengganggu sedimen yang digunakan terkumpul dalam sana,

“Tidak demikian halnya dengan kolam air garam. Di sini, lapisan sedimen apa pun yang tersebut mengendap di tempat dasar kolam air garam tetap memperlihatkan utuh.”

Purkis dan juga timnya bersemangat untuk menjelajahi kondisi kolam air asin yang mana belum tersentuh, akibat yakin bahwa kondisi yang disebutkan memegang kunci untuk mengungkap wawasan tentang lingkungan laut purba. Tujuan mereka adalah merekonstruksi pola iklim masa lalu kemudian melacak evolusi jangka panjang sistem ekologi Bumi selama jutaan tahun.

Loading...

Artikel Terkait:

  • Tidak Ada