Profil Yoshinori Ohsumi, Peneliti Jepun yang Mendapat Nobel setelahnya Meneliti Manfaat Puasa

Foldertekno.com – Mendengar nama Yoshinori Ohsumi, sebagian orang kemungkinan besar masih tampak asing. Dia adalah pakar biologi sel jika Negeri Matahari Terbit yang tersebut mendapat nobel bidang kedokteran pasca meneliti khasiat puasa.

Ohsumi dianugerahi hadiah Nobel Bidang kedokteran pada 2016 berkat penemuannya terkait mekanisme autofagi (Autophagy). Menariknya, penelitian Ohsumi tentang autofagi ini miliki kaitan erat dengan puasa, teristimewa di hal tubuh yang dimaksud membersihkan serta memperbaiki dirinya sendiri ketika tiada mendapatkan asupan makanan pada jangka waktu tertentu.

Lebih jauh, siapa sebenarnya sosok Yoshinori Ohsumi? Berikut ulasan profilnya yang tersebut dapat diketahui.

Profil Yoshinori Ohsumi

Profil Yoshinori Ohsumi, Peneliti Negeri Matahari Terbit yang tersebut Mendapat Nobel pasca Meneliti Manfaat Puasa

Prof. Yoshinori Ohsumi merupakan manusia ahli biologi sel dengan syarat Jepang. Ia lahir pada 9 Februari 1945 pada Fukuoka.
Sejak muda, Ohsumi sudah ada menunjukkan ketertarikan terhadap bidang sains. Ia kemudian belajar dalam Universitas Tokyo juga menerima peringkat doktor pada 1974.

Mengutip NobelPrize, Ohsumi melanjutkan penelitian di tempat berbagai institusi setelahnya menyelesaikan studinya. Pada akhirnya, ia bisa jadi menjadi profesor di tempat Tokyo Institute of Technology.

Salah satu partisipasi terbesar Ohsumi pada dunia sains adalah penelitian mengenai autofagi, sebuah proses alami di tempat pada sel yang dimaksud berfungsi mendaur ulang komponen sel yang mana rusak atau tidaklah lagi berfungsi dengan baik.

Loading...

Pada awal 1990-an, Ohsumi menggunakan ragi (yeast) sebagai model penelitian lalu berhasil mengungkap mekanisme molekuler yang dimaksud mengatur autofagi. Temuan ini kemudian memberikan pemahaman baru mengenai sel yang digunakan bisa jadi membersihkan dirinya sendiri juga memanfaatkan kembali bagian yang mana tidak ada lagi berfungsi dengan baik.

Penelitian Ohsumi tidaklah semata-mata berdampak besar di ilmu biologi, tetapi juga di dunia kesehatan. Bahkan, penelitiannya itu juga mengarah pada temuan lain yang digunakan berkaitan dengan kegunaan puasa.

Singkatnya, puasa dapat merangsang autofagi, membantu tubuh memperbaiki sel yang mana rusak, juga meningkatkan daya tahan tubuh. Ohsumi di penelitiannya menemukan bahwa ketika tubuh berada di dalam kondisi lapar atau kekurangan nutrisi, mekanisme autofagi ini menjadi lebih tinggi aktif.

Artinya, pada waktu seseorang berpuasa serta ia lapar sebab tidaklah makan, tubuh akan memecah lalu mendaur ulang protein, juga komponen sel yang digunakan telah tak berguna. Setelah itu, mereka menggunakannya kembali sebagai sumber energi juga materi baku guna memperbaiki sel-sel yang tersebut masih dapat dipakai.

Penemuan ini setidaknya bisa jadi menjelaskan alasan puasa rutin dikaitkan dengan berbagai faedah kesehatan.

Bahkan, dikarenakan autofagi sanggup membantu menghilangkan sel-sel yang digunakan rusak atau berpotensi menjadi kanker, ada indikasi bahwa puasa juga dapat berperan di pencegahan penyakit tersebut.

Berkat pencapaian tentang autofagi, Ohsumi dianugerahi Penghargaan Nobel pada Bidang kedokteran pada 2016. Setelahnya, ia juga dikenal sebagai salah satu ilmuwan paling berpengaruh di area bidang biologi sel.

Demikian ulasan mengenai profil Yoshinori Ohsumi, peneliti Negeri Sakura yang dimaksud meraih nobel usai menelitimanfaatpuasa.

Lihat Juga :
  • Teknologi Bantu Organisasi Lakukan Penyesuaian Jam Kerja pada waktu Ramadan
  • Isi Kegiatan Ramadan, MEI Bagikan Takjil di dalam 5 Titik Pusat Perkotaan
Loading...

Artikel Terkait:

  • Tidak Ada